-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

🎓 Sekolah Pintar, Tapi Gagal Mandiri: Fenomena Anak Zaman Sekarang yang Jadi Beban Keluarga

Senin, 03 November 2025 | November 03, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-11-03T08:31:50Z
Anak zaman sekarang lebih fokus ke dunia digital daripada tanggung jawab di rumah

📸 Foto: dok.lbnnews.com

LBNNEWS.COM – Dunia pendidikan saat ini berkembang sangat pesat. Teknologi merambah ke setiap ruang kelas, kurikulum diperbarui, dan anak-anak memiliki akses ke informasi tanpa batas. Namun, di balik semua kemajuan itu, muncul fenomena sosial yang mengkhawatirkan: banyak anak yang pintar secara akademik, tapi gagal mandiri dalam kehidupan nyata.

Sekolah memang tempat menimba ilmu, tetapi realitanya, pendidikan formal sering kali hanya menekankan teori tanpa membangun karakter. Anak-anak diajarkan rumus, definisi, dan hafalan, tetapi tidak semua diajarkan cara menghadapi kenyataan hidup — tanggung jawab, kerja keras, dan empati sosial.

Akibatnya, tidak sedikit anak yang tampak hebat di atas kertas, namun kesulitan menghadapi tantangan dunia nyata. Mereka tahu cara menghitung laba, tetapi tidak tahu cara mencari uang. Mereka bisa bicara soal manajemen waktu, tapi masih sering bangun siang. Mereka paham teori motivasi, tapi enggan berjuang saat gagal.

Fenomena ini bukan sekadar canda media sosial, tapi realita yang dirasakan banyak keluarga. Tak jarang, orang tua harus bekerja ekstra keras untuk menanggung anak-anak yang seharusnya sudah bisa mandiri — bahkan setelah menyelesaikan pendidikan tinggi. Hal ini menimbulkan istilah baru di masyarakat: “anak pintar yang justru jadi beban keluarga.”

🔍 Pendidikan yang Hilang Arah

Pendidikan semestinya menjadi sarana untuk membentuk manusia seutuhnya, bukan sekadar pengumpul nilai dan gelar. Namun, sistem pendidikan modern sering terjebak pada angka dan ranking. Siswa berlomba mengejar nilai tertinggi, sementara nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan rasa empati semakin terpinggirkan.

Bahkan, di beberapa kasus, anak yang terlalu dimanjakan dengan fasilitas digital justru tumbuh tanpa keterampilan dasar hidup. Mereka lebih cepat menyesuaikan diri di dunia maya dibanding dunia nyata. Inilah yang membuat banyak generasi muda sulit bersaing secara mental, meskipun memiliki pengetahuan luas di kepala.

💬 Pandangan dari Masyarakat dan Pemerhati Pendidikan

Sejumlah pemerhati pendidikan di Pulau Nias menyebut bahwa krisis kemandirian ini berakar dari dua hal: kurangnya pendidikan karakter di sekolah, dan pola asuh keluarga yang terlalu melindungi.

“Kita sering melihat anak-anak pintar di kelas, tapi tidak tahu cara membantu orang tua di rumah. Pendidikan tanpa karakter itu rapuh. Sekolah dan keluarga harus saling bekerja sama menanamkan nilai tanggung jawab sejak dini,” ujar salah satu pemerhati pendidikan di Gunungsitoli.

Hal senada juga disampaikan tokoh masyarakat yang menilai bahwa generasi muda sekarang terlalu fokus pada dunia digital dan hiburan. Mereka menghabiskan waktu di media sosial, tapi jarang berpikir bagaimana bisa berkontribusi bagi keluarganya sendiri.

💡 Solusi: Kembali ke Akar Nilai dan Kemandirian

Untuk mengatasi hal ini, diperlukan perubahan pendekatan dalam dunia pendidikan dan keluarga. Sekolah perlu kembali menanamkan pendidikan karakter dan keterampilan hidup praktis (life skills). Sementara itu, keluarga juga harus memberikan ruang bagi anak-anak untuk belajar tanggung jawab — bukan hanya dilayani, tapi juga berperan aktif dalam rumah tangga.

Kemandirian tidak tumbuh dari kemudahan, melainkan dari proses dan tantangan. Anak-anak yang diajarkan bekerja keras sejak dini akan lebih siap menghadapi kenyataan hidup yang keras pula.

“Pintar itu penting, tapi tangguh itu wajib,” demikian salah satu pesan moral yang kini mulai digaungkan banyak orang tua.

🧭 Penutup: Dari Pintar ke Berguna

Fenomena ini menjadi pengingat bahwa gelar dan nilai tidak menjamin kesuksesan hidup. Yang menentukan adalah sikap, karakter, dan keteguhan dalam menghadapi tantangan. Anak yang mandiri bukan hanya meringankan beban keluarga, tapi menjadi harapan masa depan bangsa.

Pendidikan sejati bukan sekadar membuat anak cerdas berpikir, tetapi juga cerdas bertindak dan bertanggung jawab.

📅 Laporan Redaksi LBNNEWS.COM
📍 Gunungsitoli, Nias
📸 Foto: dok.lbnnews.com


Label: Opini, Pendidikan, Generasi Muda, Nias, Sosial, LBNNEWS

Disqus Shortname

sigma2

Comments system

[blogger][disqus][facebook]
×
Berita Terbaru Update